GUNUNG MERAPI
Gambar 1.1 gunung merapi |
Tradisi sadranan memang tak dapat dilepaskan masyarakat lereng Merapi; ritual digelar setiap tahun menjelang bulan Ramadhan penghormatan leluhur, juga sebagai sarana mengikat persaudaraan.
Wisata Jogja Gunung Merapi berada dalam satu garis lurus dengan Keraton Jogja dan Samudera Hindia memegang posisi penting dalam masyarakat Jawa. dipercayai sebagai suatu trinitas kosmologi yang mempunyai hubungan erat satu sama lain. Merapi sebagai api, Laut Selatan perlambang air, sementara Keraton adalah penyeimbangnya. Malam hari kami berangkat mendaki sang unsur api, Merapi.
Wisatawan boleh mengambil rute pendakian jalur sisi Utara, yaitu via Dusun Plalangan, Desa Jlatah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Plalangan adalah dusun terakhir bila wisatawan akan melakukan pendakian melalui jalur Selo. Sampai ke sini wisatawan naik angkutan umum Jogja ke Magelang; turun Blabak lalu lanjutkan naik mini bus jurusan Selo. Mencapai Base Camp Barameru (Mbah Min) wisatawan harus berjalan kaki melewati jalan aspal menanjak karena tiada angkutan umum lewat kampung.
Gambar 1.2 gunung merapi |
Sehari-harinya Gimar adalah petani dan penjaga pos pendaftaran pendakian. Bila ada pendaki Gimar menjadi porter ataupun guide. Jika memerlukan, sampaikan saja pada Mbah Min, maka beliau akan mencarikannya. Siapkan air secukupnya karena wisatawan tidak akan menemui mata air selama perjalanan hingga ke puncak. Jangan lupa membawa jaket bila enggak ingin membeku disergap dingin udara gunung.
Gambar 1.3 gunung merapi |
Setelah berjalan selama kurang lebih 1 jam, gapura selamat datang akan menyambut. Sekitar sejam perjalanan melewati hutan pinus, kita akan sampai di Pos 1. Pos 1 menuju Pos 2 memakan waktu sekitar 1,5 jam dengan medan terjal penguras tenaga. Rute Pos 2 ke Pos 3 atau Pasar Bubrah relatif lebih mudah meskipun tetap dipenuhi batu. Tiada penerangan selama perjalanan, jadi pastikan headlamp dalam kondisi prima.
Dalam gelap, bukan berarti engga ada pemandangan Wisata Jogja yang tak bisa dinikmati. Suasana damai begitu terasa; sayup-sayup terdengar bunyi gamelan acara ketoprak digelar oleh warga, mengiringi setiap langkah menapaki kerasnya batu sisa-sisa muntahan kawah. Angin pun tidak mau ketinggalan dalam pertunjukan, disapanya pohon-pohon agar ikut bersuara, semakin menambah hawa magis Wisata Jogja Merapi. Saat berhenti sejenak melepas lelah, terlihat bawah awan ribuan lampu bagaikan kerajaan kunang-kunang. Cobalah menengadah ke atas, jutaan bintang memenuhi langit kelam, seperti taburan serbuk peri berkilauan.
Gambar 1.4 gunung merapi |
Saat mentari datang esok paginya, Wisata Jogja semua berubah. Gemerlap bintang digantikan cahaya keemasan muncul dari balik Gunung Lawu pada sisi Timur, membuat tanah kami pijak bak permadani bersulam benang emas Persia. Gunung Merbabu dengan tenang duduk sisi Utara, sementara tiga bersaudara Gunung Slamet, Sumbing, dan Sindoro masih sedikit tertutup kabut sebelah Barat bagaikan komplek piramida Giza Mesir.
Menikmati suasana Merapi seperti seolah mempertanyakan keganasannya legendaris, sejenak lupa bahwa gunung tersebut pernah menelan ribuan nyawa, mengubur peradaban, mengusir Kerajaan Mataram Kuno hingga ke Timur Pulau Jawa. Kini waktunya melanjutkan perjalanan ke puncak, melewati Pasar Bubrah 8000 tahun silam adalah kawah Merapi. Rute penuh pasir dan batu menjadi pilihan satu-satunya, belum ada jalan lain. Pasir dan kerikil belom cukup kuat menahan pijakan, menarik kaki terus-terusan merosot.
Gambar 1.5 gunung merapi |
Puncak Merapi juga merupakan spot favorit para pendaki Wisata Jogja menikmati sunrise. Hanya saja, tempat sempit dan curam menyulitkan para pemburu gambar berpindah-pindah mencari sudut terbaik, apalagi meletakkan tripod. Sebelum siang datang, kami segera turun. Perjalanan pulang ke base camp memakan waktu sekitar 4 jam.
Disinari cahaya matahari, terlihat lahan penduduk dilereng gunung. Kawasan tersebut adalah daerah subur berkat abu vulkanik rutin dikeluarkan kawah Merapi. Sesungguhnya Merapi tidak pernah marah; dia hanya menyeimbangkan diri, membagi apa yang dimiliki alam sekitarnya.
0 Response to "GUNUNG MERAPI"
Post a Comment