PANTAI NGOBARAN

wisata-jogj
Gambar 1.1 pantai ngobaran
Dari Pura hingga Landak Laut Goreng. Wisata Jogja Pantai Ngobaran ternyata kaya pesona budaya mulai dari pura, masjid menghadap ke selatan, hingga potensi kuliner terpendam yaitu landak laut goreng.

Jam Buka Pantai Ngobaran
Senin - Minggu: buka 24 jam

Datang ke wisata Pantai Ngrenehan dan menikmati ikan bakarnya belum lengkap kalau tak mampir di pantai sebelahnya, Ngobaran. Letak pantai yang bertebing tinggi ini hanya kurang lebih dua kilometer dari Pantai Ngrenehan. Tak jauh bukan? Penduduk Pantai Ngrenehan saja sering membicarakan dan mampir ke wisata jogja Pantai Ngobaran, mengapa anda tidak? Ngobaran merupakan wisata pantai nan cukup eksotik. Kalau air surut, anda bisa melihat hamparan alga (rumput laut) baik berwarna hijau maupun coklat. Jika dilihat dari atas, hamparan alga yang tumbuh di sela-sela karang tampak seperti sawah di wilayah padat penduduk.

Puluhan jenis binatang laut juga terdapat di sela-sela karang, mulai dari landak laut, bintang laut, hingga golongan kerang-kerangan. Tapi tak terdapat di pantai lain adalah pesona budayanya, mulai dari bangunan hingga makanan penduduk setempat. Satu diantaranya menarik adalah adanya tempat ibadah untuk empat agama atau kepercayaan berdiri berdekatan. Apakah itu bentuk multikulturalisme? Siapa tahu. Bangunan yang paling jelas terlihat adalah tempat ibadah semacam pura dengan patung-patung dewa berwarna putih. Tempat peribadatan itu didirikan tahun 2003 untuk memperingati kehadiran Brawijaya V, salah satu keturunan raja Majapahit, di Ngobaran. Orang beribadah di tempat ini adalah penganut kepercayaan Kejawan (bukan Kejawen lho).
wisata-jogja
Gambar 1.2 pantai ngobaran
Nama "Kejawan" menurut cerita berasal dari nama salah satu putra Brawijaya V, yaitu Bondhan Kejawan. Pembangun tempat peribadatan ini mengaku sebagai keturunan Brawijaya V dan menunjuk salah satu warga dapat menjaga tempat ini. Berjalan ke arah kiri dari tempat peribadatan tersebut, Anda akan menemui sebuah Joglo digunakan tempat peribadatan pengikut Kejawen. Saat wisatawan  Wisata Jogja berkunjung ke tempat ini, beberapa pengikut Kejawen sedang melakukan sembahyangan. Menurut penduduk setempat, kepercayaan Kejawen berbeda dengan Kejawan. Namun mereka sendiri tak begitu mampu menjelaskan perbedaannya.

Bila terus menyusuri jalan setapak di depan Joglo, anda akan menemukan sebuah kotak batu ditumbuhi tanaman kering. Tanaman tersebut dipagari dengan kayu berwarna abu-abu. Titik dimana ranting kering ini tumbuh konon merupakan tempat Brawijaya V berpura-pura membakar diri. Langkah itu ditempuhnya karena Brawijaya V tidak mau berperang melawan anaknya sendiri, Raden Patah (Raja I Demak). Kebenaran cerita tentang Brawijaya V ini kini banyak diragukan oleh banyak sejarahwan. Sebabnya, jika memang Raden Patah menyerang Brawijaya V maka akan memberi kesan seolah-olah Islam disebarkan dengan cara kekerasan.

Banyak sejarahwan beranggapan bahwa bukti sejarah tak cukup kuat menyatakan bahwa Raden Patah melakukan penyerangan. Selengkapnya bagaimana, mungkin Anda bisa mencari sendiri. Beberapa meter dari kotak tempat ranting kering tumbuh terdapat pura tempat peribadatan umat Hindu. Tak jelas kapan berdirinya pura tersebut. Di bagian depan tempat ranting tumbuh terdapat sebuah masjid berukuran kurang lebih 3x4 meter. Bangunan masjid cukup sederhana karena lantainya pun berupa pasir. Seolah menyatu dengan pantainya. Uniknya, jika kebanyakan masjid di Indonesia menghadap ke Barat, masjid ini menghadap ke selatan.
wisata-jogja
Gambar 1.3 pantai ngobaran
Bagian depan tempat imam memimpin sholat terbuka sehingga langsung dapat melihat lautan. Ketika wisatawan Wisata Jogja menanyakan pada penduduk setempat, tak banyak yang tahu tentang alasannya. Bahkan, penduduk setempat sendiri heran karena membangun pun salah satu Kyai terkenal pengikut Nahdatul Ulama yang tinggal di Panggang, Gunung Kidul. Sebagai petunjuk bagi yang akan sholat, penduduk setempat memberi tanda di tembok dengan pensil merah tentang arah kiblat sebenarnya. Setelah puas terheran-heran dengan situs peribadatannya, Anda bisa berjalan turun ke pantai. Kalau datang pagi, maka pengunjung akan menjumpai masyarakat pantai tengah memanen rumput laut dijual kepada tengkulak. Hasilnya lumayan mencukupi kebutuhan hidup mereka.Namun, kalau datang sore, biasanya Anda akan menjumpai warga tengah mencari landak laut dijadikan makanan malam harinya.

Bisa dimakan, landak laut dikepras dulu durinya hingga rata dan kemudian dipecah menggunakan sabit. Daging di bagian dalam landak laut kemudioan dicongkel. Biasanya warga mencari landak hanya berbekal ember, saringan kelapa, sabit, dan topi kepala untuk menghindari panas. Landak laut didapat biasanya diberi bumbu berupa garam dan cabe kemudian digoreng. Menurut penduduk, daging landak laut cukup kenyal dan lezat. Sayangnya, tak banyak penduduk menjual makanan yang eksotik itu. Tapi kalau mau memesan, coba saja meminta pada salah satu penduduk untuk memasakkan. Siapa tahu, anda juga bisa berbagi ide tentang bagaimana memasak landak laut sehingga warga 1-1- bisa memakai pengetahuan itu untuk berbisnis meningkatkan taraf kehidupannya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "PANTAI NGOBARAN"

Post a Comment