PANTAI SIUNG
Gambar 1.1 pantai siung |
Jam Buka Pantai Siung
Senin - Minggu: buka 24 jam
Wisata Jogja Pantai Siung terletak di Kabupaten Gunung Kidul, tepatnya sebelah selatan kecamatan Tepus. Jaraknya sekitar 70 km dari pusat kota Yogyakarta, atau sekitar 2 jam perjalanan. Menjangkau wisata pantai siung ini dengan sepeda motor atau mobil menjadi pilihan banyak orang, sebab memang sulit menemukan angkutan umum. Colt atau bis dari kota Wonosari biasanya hanya sampai ke wilayah Tepus, itupun mesti menunggu berjam-jam.
Stamina prima dan performa kendaraan baik adalah modal utama untuk bisa menjangkau wisata pantai siung. Maklum, banyak tantangan mesti ditaklukkan, mulai dari tanjakan, tikungan tajam kadang disertai turunan hingga panas terik menerpa kulit saat melalui jalan dikelilingi perbukitan kapur dan ladang-ladang palawija. Semuanya menghadang sejak di Pathuk (kecamatan pertama di Gunung Kidul yang dijumpai) hingga pantainya.
Gambar 1.2 pantai siung |
Seperti sebuah ungkapan, "bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian", begitulah kiranya perjalanan ke Wisata Jogja Pantai Siung. Kesenangan, kelegaan dan kedamaian baru bisa dirasakan ketika telah sampai wisata jogja pantai siung. Birunya laut putihnya pasir terjaga kebersihannya akan mengobati raga nan lelah.Tersedia sejumlah rumah-rumah kayu wisata jogja pantai siung, tempat untuk bersandar bercengkrama sambil menikmati indahnya pemandangan.
Satu pesona menonjol dari Wisata Jogja Pantai Siung adalah batu karangnya. Karang-karang berukuran raksasa sebelah barat dan timur pantai siung memiliki peran penting, tak cuma menjadi penambah keindahan dan pembatas dengan pantai lain. Karang itu juga menjadi dasar penamaan pantai siung, saksi kejayaan wilayah wisata jogja pantai siung masa lampau dan pesona yang membuat pantai ini semakin dikenal, setidaknya di wilayah Asia.
Batu karang menjadi dasar penamaan pantai ini berlokasi agak menjorok ke lautan. Nama pantai diambil dari bentuk batu karang menurut Wastoyo, seorang sesepuh setempat, menyerupai gigi kera atau Siung Wanara. Hingga kini, batu karang ini masih bisa dinikmati keindahannya, berpadu dengan ombak besar kadang menerpanya, hingga celah-celahnya disusuri oleh air laut yang mengalir perlahan, menyajikan sebuah pemandangan dramatis.
Gambar 1.3 pantai siung |
Sebagian besar warga Siung saat itu berprofesi sebagai petani garam. Mereka mengandalkan air laut kekayaan garamnya sebagai sumber penghidupan. Garam dihasilkan oleh warga Siung saat itu menjadi barang dagangan utama di pasar Winangun. Meski kaya beragam jenis ikan, tak banyak warga yang berani melaut saat itu. Umumnya, mereka hanya mencari ikan di tepian.
Keadaan berangsur sepi ketika pasar Winangun, menurut penuturan Wastoyo, diboyong ke Yogyakarta. Pasar pindahan dari Winangun ini konon di Yogyakarta dinamai Jowinangun, singkatan dari Jobo Winangun atau di luar wilayah Winganun. Warga setempat kehilangan mata pencaharian dan tak banyak lagi orang datang ke wilayah ini. Tidak jelas usaha apa yang ditempuh penduduk setempat untuk bertahan hidup.
Di tengah masa sepi itulah, keindahan batu karang Wisata Jogja Pantai Siung kembali berperan. Sekitar tahun 1989, grup pecinta alam dari Jepang memanfaatkan tebing-tebing karang berada di sebelah barat pantai sebagai arena panjat tebing. Kemudian, pada dekade 90-an, berlangsung kompetisi Asian Climbing Gathering kembali memanfaatkan tebing karang Wisata Jogja Pantai Siung sebagai arena perlombaan. Sejak itulah, popularitas Wisata Jogja Pantai Siung mulai pulih lagi.
Kini, sebanyak 250 jalur pemanjatan terdapat di Wisata Jogja Pantai Siung, memfasilitasi penggemar olah raga panjat tebing. Jalur itu kemungkinan masih bisa ditambah, melihat adanya aturan untuk dapat meneruskan jalur ada dengan seijin pembuat jalur sebelumnya. Banyak pihak telah memanfaatkan jalur pemanjatan di wisata pantai ini, seperti sekelompok mahasiswa dari Universitas Negeri Yogyakarta tengah bersiap melakukan panjat tebing ketika wisatawan mengunjungi wisata pantai ini.
Fasilitas lain juga mendukung kegiatan panjat tebing adalah ground camp berada di sebelah timur pantai. Ground camp ini, tenda-tenda bisa didirikan dan acara api unggun bisa digelar untuk melewatkan malam. Syarat menggunakannya hanya satu, tidak merusak lingkungan mengganggu habitat penyu, seperti tertulis dalam sebuah papan peringatan yang terdapat di ground camp yang juga bisa digunakan bagi yang sekedar ingin bermalam.
Gambar 1.4 pantai siung |
Saat malam atau kala sepi pengunjung, sekelompok kera ekor panjang akan turun dari puncak tebing karang menuju pantai. Kera ekor panjang yang kini makin langka masih banyak dijumpai di pantai ini. Keberadaan kera ekor panjang ini mungkin juga menjadi salah satu alasan mengapa batu karang yang menjadi dasar penamaan dipadankan bentuknya dengan gigi kera, bukan jenis hewan lainnya.
Wastoyo mengungkapkan, berdasarkan penuturan para winasih (orang-orang yang mampu membaca masa depan), Wisata Jogja Pantai Siung akan rejomulyo atau kembali kejayaannya dalam waktu yang tak lama lagi. Semakin banyaknya pengunjung dan popularitasnya sebagai arena panjat tebing menjadi salah satu pertanda bahwa pantai ini sedang menuju kejayaan. Kunjungan wisatawan, termasuk anda, tentu akan semakin mempercepat teraihnya kejayaan itu.
0 Response to "PANTAI SIUNG"
Post a Comment