PANTAI SUNDAK

wisata-jogja
Gambar 1.1 pantai sundak
Perkelahian Asu dan Landak yang Menuai Berkah. Bukan cuma ombak saja yang bisa dinikmati ketika ke Wisata Jogja pantai ini, tetapi juga bukti sejarah dan berkah yang ada misalnya gua karang menjadi tempat perkelahian asu (anjing) dan landak.

Jam Buka Pantai Sundak
Senin - Minggu: buka 24 jam

Wisata Jogja Pantai Sundak tak hanya memiliki pemandangan alam nan mengasyikkan, tetapi juga menyimpan cerita. Nama Sundak ternyata mengalami evolusi yang bukti-buktinya bisa dilacak secara geologis.

Agar tahu bagaimana evolusinya, maka pengunjung mesti tahu dulu kondisi pinggiran Wisata Jogja Pantai Sundak dulu. Bagian pinggir barat pantai ketika wisatawan berkunjung terdapat masjid, ruang kosong sekarang dimanfaatkan sebagai tempat parkir. Sementara sebelah timur terdapat gua ini terbentuk dari batu karang berketinggian kurang lebih 12 meter. Memasuki gua, akan dijumpai sumur alami tempat penduduk mendapatkan air tawar.

Wilayah ini diuraikan di atas sebelum tahun 1930 masih terendam lautan. Konon, air sampai ke wilayah kini dibangun masjid, batu karang membentuk gua pun masih terendam air. Seiring proses geologi wisata pantai selatan, permukaan laut menyusut dan air lebih menjorok ke laut. Batu karang dan wilayah dekat masjid akhirnya menjadi daratan baru kemudian dimanfaatkan penduduk pantai untuk aktivitas ekonominya hingga saat ini.
wisata-jogja
Gambar 1.2 pantai sundak
Ada fenomena alam unik akibat aktivitas tersebut akhirnya menjadi titik tolak penamaan Wisata Jogja pantai ini. Jika musim hujan tiba, banyak air dari daratan dapat mengalir menuju lautan. Akibatnya, dataran sebelah timur pantai membelah sehingga membentuk bentukan seperti sungai. Air mengalir seperti mbedah (membelah) pasir. Bila kemarau datang, belahan itu menghilang, seiring dengannya air laut datang membawa pasir. Fenomena alam inilah menyebabkan nama pantai menjadi Wedibedah (pasir yang terbelah). Saat wisatawan datang wedi tengah tidak terbelah.

Perubahan nama berlangsung beberapa puluh tahun kemudian. Sekitar tahun 1976, ada sebuah kejadian menarik. Suatu siang, seekor anjing sedang berlarian di daerah wisata pantai memasuki gua karang bertemu dengan seekor landak laut. Karena lapar, si anjing bermaksud memakan landak laut itu tetapi si landak menghindar. Terjadilah sebuah perkelahian ini akhirnya dimenangkan si anjing dengan berhasil memakan setengah tubuh landak laut keluar gua dengan rasa bangga. Perbuatan si anjing diketahui pemiliknya, bernama Arjasangku, melihat setengah tubuh landak laut mulut anjing. Mengecek ke dalam gua, ternyata pemilik menemukan setengah tubuh landak laut yang tersisa.
wisata-jogja
Gambar 1.3 pantai sundak
Nah, sejak itu, nama Wedibedah berubah menjadi Sundak, singkatan dari asu (anjing) dan landak. Tak dinyana, perkelahian itu membawa berkah bagi penduduk setempat. Setelah selama puluhan tahun kekurangan air, akhirnya penduduk menemukan mata air. Awalnya, si pemilik anjing heran karena anjingnya keluar gua dengan basah kuyup. Hipotesanya, di gua tersebut terdapat air dan anjingnya sempat tercebur ketika mengejar landak.

Setelah mencoba menyelidiki dengan beberapa warga, ternyata perkiraan tersebut benar. Jadilah kini, air dalam gua dimanfaatkan untuk keperluan hidup penduduk. Dari dalam gua, kini dipasang pipa untuk menghubungkan dengan penduduk. Temuan mata air ini mengobati kekecewaan penduduk karena sumur dibangun sebelumnya tergenang air laut.

Nah, bila kondisi tahun 1930 saja seperti yang dikatakan di atas, dapat diperkirakan kondisi ratusan tahun sebelumnya. Tentu sangat banyak organisme laut memanfaatkan bagian bawah karang kini menjadi gua kini wilayah menjadi daratan. Karenanya, banyak arkeolog percaya bahwa sebagai konsekuensi dari proses geologis yang ada, banyak organisme laut tertinggal kini tertimbun menjadi fosil. Soal fosil apa yang ditemukan, memang hingga kini belum banyak penelitian yang mengungkapkan.
wisata-jogja
Gambar 1.4 pantai sundak
Selain menawarkan saksi bisu sejarahnya, Wisata Jogja Sundak juga menawarkan suasana malam sangat menyenangkan. Anda bisa menikmati angin malam dan bulan sambil memesan ikan mentah untuk dibakar beramai-ramai bersama teman. Dengan membayar beberapa ribu, Anda dapat membeli kayu untuk bahan bakar. Kalau malas, pesan saja matang sehingga siap santap. Tak perlu bingung mencari tempat menginap. Pengunjung bisa tidur di mana saja, mendirikan tenda, atau tidur saja di bangku warung kalau malam tak terpakai. Kegelapan tak perlu diributkan, bukankah membosankan jika hidup terus terang benderang?

Kalau mau, berinteraksi dengan penduduk bisa menjadi suatu pencerahan. Anda bisa mengetahui bagaimana penduduk hidup, kebudayaan mereka, tentu saja orang baru mungkin saja mampu mengubah pandangan hidup anda. Menemui Mbah Tugiman biasanya berjaga di tempat parkir atau Mbah Arjasangku bisa jadi pilihan. Mereka merupakan salah satu sesepuh di Wisata Jogja pantai Sundak. Bercakap dengan mereka membuat anda tidak sekedar menyaksikan bukti sejarah tetapi juga mendapat cerita dari orang yang menyaksikan bagaimana sejarah terukir. Datanglah, semua di sana sudah menunggu!

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "PANTAI SUNDAK"

Post a Comment